Manokwari — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Barat menggelar kegiatan Sosialisasi dan Implementasi Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Pendek yang dipaparkan langsung oleh Sekretaris KPU Papua Barat, Michael Mote, Selasa (16/9/2025) bertempat di Media Center KPU Papua Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XV Tahun 2025, yang sedang diikuti oleh Michael Mote.
Acara dihadiri oleh para pejabat struktural KPU Papua Barat, antara lain Dominggus Kambu (Kepala Bagian Keuangan, Umum, dan Logistik), Henry Jackson (Kepala Bagian Perencanaan, Data dan Informasi, Partisipasi, Humas, dan SDM), serta para kepala subbagian: Marqaline E. Kaiway, Herlina Margaretha Isir, Kurniawan Eko Sambodo, dan Robison Onicius Jeujanan.
Strategi Penguatan Manajemen Logistik Pemilu Papua Barat
Dalam paparannya, Michael Mote menyampaikan proyek perubahan berjudul:
“Strategi Penguatan Manajemen Logistik Pemilihan Umum di Wilayah Provinsi Papua Barat Berbasis Koordinasi, Sinkronisasi, dan Sistem Pendukung.”
Proyek perubahan ini berangkat dari realitas geografis Papua Barat yang terdiri dari wilayah pegunungan, kepulauan, dan pesisir, dengan keterbatasan akses transportasi serta infrastruktur. Kondisi tersebut selama ini menjadi tantangan besar dalam pengelolaan logistik Pemilu, mulai dari proses pelipatan, sortir, pengesetan, pengepakan, hingga distribusi ke tempat pemungutan suara (TPS), khususnya di daerah sulit dijangkau seperti Pegunungan Arfak, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Kaimana, dan Fakfak.
“Tujuan utama proyek ini adalah menciptakan tata kelola logistik Pemilu yang sistematis, efisien, akuntabel, mampu menjangkau wilayah terpencil, serta menjamin hak pilih masyarakat secara adil dan setara,” ungkap Michael.
Milestone Jangka Pendek
Untuk menjawab tantangan tersebut, Michael memaparkan beberapa langkah strategis jangka pendek, antara lain:
Penyusunan laporan proyek perubahan dan pengesahan SOP teknis sortir, lipat, pengesetan, serta pengepakan surat suara.
Rekrutmen dan pelatihan tenaga lapangan dengan supervisi harian.
Penataan ruang kerja logistik dengan standar keamanan dan efisiensi.
Penerapan sistem digital monitoring untuk laporan progres logistik secara real-time.
Identifikasi daerah sulit akses dan penyediaan moda transportasi alternatif, mulai dari longboat, helikopter, hingga kendaraan 4x4.
Penjelasan teknis lebih lanjut disampaikan oleh Dominggus Kambu, yang menekankan pentingnya penyusunan SOP baku, penataan gudang logistik, serta digitalisasi monitoring distribusi logistik guna meminimalisir keterlambatan dan potensi manipulasi data.
Kesepakatan dan Harapan
Dari diskusi yang berlangsung, disepakati beberapa hasil penting, di antaranya:
Penetapan SOP sortir, lipat, pengesetan, pengepakan, dan distribusi logistik Pemilu di Papua Barat.
Penetapan desain gudang logistik dengan alur penyimpanan yang efisien.
Penyusunan SOP distribusi khusus untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
Kriteria baku rekrutmen dan pelatihan tenaga sortir/lipat surat suara.
Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi awal dalam mewujudkan tata kelola logistik Pemilu di Papua Barat yang lebih terukur, transparan, dan akuntabel, sekaligus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan Pemilu 2024.